Monday, August 1, 2011

Orang Indonesia Melamar Kerja di Google, Ini Ceritanya! bagian 2

detail berita


Setelah mengikuti 5 tahapan seleksi wawancara jarak jauh (baca bagian 1) dan terbang ke kantor Google Sydney dan Singapura, Andryo yang mencoba peruntungan bekerja di Google harus menerima kenyataan pahit, yaitu ditolak oleh perusahan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.

Setelah melewati 5 tahapan wawancara yang sangat panjang dan mungkin masih bertambah lagi, Anda ditolak. Apa alasan pihak Google saat itu?

Di tahap final ini, Hiring Committee akan mengambil keputusan dari data-data yang tersedia. Sayangnya saya gugur. Alasannya karena saya baru mulai bekerja di kantor saya yang sekarang selama 3 bulan, mungkin mereka melihat saya kurang loyal dengan perusahaan.

Anda mengatakan hampir sebagian besar wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara jarak jauh berbasis internet? Apa alasannya? Apakah semua calon karyawan juga dapat melakukan hal yang sama?

Semua wawancara dilakukan jarak jauh. Karena saya berbasis di Sydney, dan role yang saya apply berbasis di Singapura. Ini cukup umum dilakukan. Perusahaan tempat saya bekerja sekarang juga merekrut saya dari jarak jauh (via telpon dan web conference).

Mengapa Anda tertarik melamar di Google? Apakah gaji lebih baik di Google?

Google terpilih beberapa kali menjadi “the best company to work for”. Selain itu nama besar Google itu sendiri. Telah sekian lama saya bekerja di luar tanah air untuk bidang online/digital. Saya ingin memajukan dunia online tanah air. Apalagi role ini bekerja untuk market Indonesia.

Tidak ada hubungannya dengan gaji. Bahkan saya meminta gaji lebih rendah dari gaji saya yang sekarang. Salah satu alasannya karena biaya hidup di Singapore secara umum lebih murah dari Sydney.

Anda ini orang Indonesia, kok percaya diri melamar di perusahaan raksasa yang sedang naik daun? Apa modal kepercayaan diri Anda saat itu? Berapa sih IPK yang dibutuhkan untuk masuk ke sana?

Memang mereka mencari orang Indonesia untuk role ini, karena untuk market Indonesia. Dari blog-blog yang saya baca di internet, IP minimal 3,6 jika dari universitas “biasa”. Jika dari universitas ivy league, umumnya IP minimum 3,2. Namun sepertinya ini lebih untuk programmer atau role-role yang technical, atau mungkin pekerja yang fresh graduate. IPK saya juga tidak bagus-bagus amat..he..he...he.

Akhirnya Anda tetap gagal masuk Google, setelah melewati beberapa tahapan Apakah Anda merasa diasingkan karena Anda orang Indonesia?

Sama sekali tidak. Saya percaya bahwa tidak ada hubungan kemampuan, skill, dengan nationality. Banyak orang Indonesia yang pintar, berkemampuan tinggi, dan berhasil di luar negaranya sendiri. Namun mungkin tidak terdengar kabarnya sampai tanah air.

Google akan membuka kantornya di Indonesia, apa harapan Anda? Walaupun sudah pernah ditolak, pernah ingin mencoba melamar lagi?

Saya tidak mau menutup pintu untuk Google. Dan saya harap Google juga berpikiran sama.he..he..he..he.


*) Andryo sekarang bekerja di Sydney untuk sebuah digital advertising agency. Untuk menghubunginya bisa berkunjung ke alamat blognya Andryo.com, atau follow Twitter @andryoandryo

No comments:

Post a Comment